Tuesday, October 10, 2006

Oksigen terlarut (DO) 1

2. 3 DO

Pengetahuan terhadap konsentrasi O2 terlarut pada larutan atau DO (Dissolved Oxygen) sangat dibutuhkan terutama untuk hidroponik tipe kultur air. Oksigen (O2) diperlukan untuk proses metabolisme respirasi pada akar yang akan menghasilkan energi guna menyerap air dan hara (Sutiyoso, 2004). Unsur oksigen terdapat dalam CO2 dan H2O. Oksigen terdapat bebas di udara dan melimpah sebesar 20,9%.
Pada kultur air, DO akan semakin meningkat dengan semakin ke atas atau semakin berdekatan dengan udara. DO pada dasar kolam tandon bisa hanya sekitar 1 ppm. DO pada permukaan air dapat mencapai 10 ppm untuk temperatur 25OC. DO dapat diukur dengan oxygenmeter. Namun, harga oxygenmeter mahal (sekitar 3 juta pada tahun 2003) maka DO dapat diukur dari pengamatan pertumbuhan tanaman. Peningkatan DO akan meningkatkan respirasi dan pertumbuhan tanaman yang ditandai dengan peningkatan bobot segar.
Tanaman dengan sistem perakaran dalam air memerlukan DO minimal 4 ppm untuk dapat hidup layak. Larutan dinilai sangat baik bila konsentrasi O2 terlarut sekitar 8 ppm. Batas O2 terlarut tertinggi sekitar 10 ppm pada temperatur 24O-250C. Karena diatas 10 ppm, O2 akan terlepas ke udara. Gejala tanaman hidroponik mendapat cukup DO bila akar tanaman berwarna putih dan tebal mirip permadani. Sedangkan akar yang sakit karena kekurangan O2 atau penyakit akan berwarna cokelat, tipis, dan tidak membentuk tumpukan akar.
Tanaman yang mengalami kekurangan O2 terlarut dalam air akan menampakkan gejala layu walau akar terjuntai ke dalam air. Bila defisiensi O2 berlanjut, proses respirasi untuk menghasilkan energi akan terhambat dan tampak gejala lain, yaitu defisiensi hara tertentu seperti pertumbuhan terhambat diiringi malformasi bentuk tanaman, bercak putih kekuningan dan penampilan tanaman kurang menarik. Bahkan tanaman dapat mengalami kematian akibat de-oksigenasi.
Perakaran pada air tergenang sering mengalami de-oksigenasi. Tanaman darat (terrestrial plants) yang mengalami genangan air karena keterbatasan penyediaan O2 akan mengubah metabolisme dari respirasi aerob menjadi anaerob. Akar yang berada dalam air dengan DO terlampau rendah tidak dapat melakukan respirasi sempurna. Sehingga energi yang dihasilkan sedikit dan tidak cukup kuat untuk dapat menyerap banyak unsur hara. Energi yang sedikit hanya dapat menyerap unsur hara yang ringan saja, misal hara kation N-amonium. Unsur-unsur hara yang berat akan terserap sedikit atau tidak terserap sama sekali sehingga timbul banyak gejala defisiensi dan produksi rendah.

2 comments:

Brengoz said...

Bagus cukup bermanfaat.. Maju terus

Unknown said...

Menarik, dan menginspirasi untuk sebuah tindakan yang akan diambil