Saturday, October 21, 2006

Aeroponik 2

Interval penyemprotan sprinkler bisa memakai acuan yaitu 10 menit semprot dan 15 menit berhenti. Secara umum, interval mati (off) penyemprotan sebaiknya tidak lebih dari 15 menit karena dikhawatirkan tanaman akan layu. Interval penghentian penyemprotan disesuaikan dengan jenis tanaman. Butiran larutan yang melekat pada akar dapat bertahan selama 15-20 menit ketika penyemprotan dihentikan. Pancaran atau pengabutan juga dapat diberikan mulai dari pagi sampai sore hari. Sedangkan pada malam hari, pengabutan tidak mutlak dilakukan, karena pada malam hari tanaman melakukan proses respirasi. Pemberian pancaran yang kontinyu memberi pengaruh positif pada kecepatan pertumbuhan tanaman, waktu panen yang lebih singkat, sehingga frekuensi penanaman per tahun dapat ditingkatkan dan produktivitas lebih tinggi.

inlet
springkel jet spray
outlet
reservoir
pompa
kabut
bak penampung











Optimalisasi keterbatasan lahan bisa diatasi dengan sistem aeroponik menggunakan model A. Model ini dapat dikerjakan dengan mudah yang cenderung mempunyai slope ( kemiringan ) seperti bentuk segitiga. Dimensi model A disesuaikan dengan kekuatan styrofoam, bobot tanaman, tekanan pompa, jangkauan springkel dan luas lokasi. Kelemahan model A adalah distribusi cahaya yang kurang merata. Penggunakan slope (kemiringan) menyebabkan tanaman yang terletak dibawah memperoleh intensitas cahaya lebih sedikit daripada tanaman yang diatasnya, karena ternaungi oleh tanaman diatasnya. Permasalahan ini dapat diatasi dengan pemasangan lampu artifial yang tepat.
tanaman
springkel
kabut
panel











Aeroponik model A
10.3 Keunggulan Aeroponik
Oksigenasi dari tiap butiran kabut halus larutan hara yang sampai ke akar merupakan kunci keunggulan aeroponik. Selama perjalanan dari lubang sprinkler hingga sampai ke akar, butiran akan menambat oksigen dari udara sehingga DO dalam butiran meningkat.
Aeropononik merupakan metode bagus karena memproduksi butiran cairan halus (droplet) berupa kabut. Kelebihan dari bentuk kabut adalah
1. lebih mudah diserap tanaman,
2. mudah terbang diudara sehingga distribusi merata
3. jatuhnya perlahan sebab bersifat menyerupai gas









metode penyemprotan springkel
Media perakaran yang paling efektif adalah media yang mampu menyediakan dan mengirim O2 paling banyak ke perakaran tanaman. Tanah padat menyediakan 20-30 % O2 untuk akar. Media tanam kombinasi non tanah menyediakan hingga 50 % O2 dan hidroponik 80% untuk akar. Maka, aeroponik dengan langit sebagai batas memungkinkan akar memperoleh O2 hingga 99%. Inilah alasan mengapa pertumbuhan tanaman aeroponik lebih pesat daripada tanaman memakai metode konvensional.
Aeroponik sesuai dengan kaidah konservasi air dan nutrisi. Evaporasi pada sistem aeropink hingga mencapai O% karena sistem terisolasi (sealed). Sedangkan sisa air yang tidak menempel di akar akan kembali ke larutan yang ada di bawah. Sirkulasi air dan interval penyemprotan dikontrol dengan timer sehingga tanaman akan mendapatkan air sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
Aeroponik meningkatkan efisiensi penggunaan unsur hara. Pengabutan nutrisi yang otomatis diberikan langsung mengenai akar tanaman sehingga akar dapat menyerap nutrisi dengan lebih mudah. Sisa nutrisi yang tidak menempel di akar akan kembali lagi ke larutan yang ada dibawahnya, dan akan disemprotkan lagi.
Metode aeroponik juga mengoptimalisakan potensi lahan sempit karena tidak harus dibangun pada area yang luas. Aeroponik meminimalisasi resiko terkena damping off karena larutan tidak terkena genangan larutan nutrisi. Sayuran yang diproduksi dengan sistem aeroponik mempunyai penampilan cukup prima serta mempunyai nilai gizi dan vitamin yang tinggi karena diberi nutrisi sesuai kebutuhan tanaman.

No comments: