Monday, January 15, 2007

Aeroponik 1

X. AEROPONIK

10. 1 Konsep Aeroponik
Aeroponik berasal dari kata kata yaitu aero yang berarti udara dan ponos yang berarti daya atau kerja. Sehingga, secara sederhana aeroponik dapat diartikan sebagai metode memberdayakan udara. Aeroponik merupakan suatu tipe hidroponik menggunakan udara sebagai media utama dan mendapatkan nutrisi & air melalui semprotan kabut (mist/fog) buatan. Teknik ini menempatkan tanaman sedemikian rupa hingga akar diposisikan tergantung diudara dan ditopang oleh styrofoam. Nutrisi diberikan dengan cara pengkabutan secara merata di daerah perakaran. Akar tanaman yang ditanam menggantung akan menyerap larutan nutrisi tersebut.
tanaman
kabut larutan nutrisi
akar tergantung
styrofoam
selang saluran
bak penampung








10. 2 Prinsip Kerja Aeroponik
Titik utama aplikasi aeroponik di lapang adalah tekanan (pressure) yang dihasilkan oleh pompa harus tinggi dan kesesuaian desain instalasi. Tekanan tinggi pada selang saluran akan menghasilkan butiran air berbentuk kabut. Permasalahan dilapang untuk teknik aeroponik pada umumnya adalah tekanan yang dihasilkan pompa kurang tinggi sehingga terkreasi butiran air kasar bukan kabut sehingga DO butiran air menurun. Semakin kecil butiran air maka permukaan butiran air semakin luas. Semakin luas permukaan butiran air maka persinggungan dengan udara semakin banyak. Semakin banyak persinggungan dengan udara maka kemungkinan penambatan O2 oleh butiran air semakin besar.
Butiran air (droplet) kabut yang bagus berukuran sekitar 2,5 mikro m. Metode aeroponik gencar dikembangkan pertama kali pada tahun 1960-1970-an oleh NASA. Departemen riset NASA berusaha menumbuhkan tanaman pada gravitasi rendah, produksi tinggi dan terkontrol untuk kolonisasi angkasa dimasa mendatang. Pada umumnya aeroponik digunakan untuk tanaman bernilai ekonomis tinggi.

persiapan & pemeliharaan2

B. Pembuatan Stok

Pemupukan pada hidroponik pada umumnya menggunakan konsep “A-B Mix”. Artinya seluruh bahan kimia kita pisahkan lalu dikelompokkan menjadi 2 bagian utama yaitu Stok (pekatan) A dan Stok (pekatan) B. Mengapa hal tersebut dilakukan? berikut penjelasannya. Ca dan Fe dimasukkan ke dalam Stok A. Sedangkan Sulfat dan Fosfat dimasukkan Stok B. Perlakuan ini perlu dikerjakan karena bila Ca dalam keadaan pekat dipertemukan dengan sulfat akan membentuk gips Kalsium sulfat yang mengendap dan tidak dapat terserap akar. Apabila Ferrum pekat bertemu dengan Fosfat akan membentuk Ferri-fosfat yang juga mengendap. Endapan tidak akan terbentuk setelah diencerkan 1 : 100.
Alat dan bahan yang diperlukan yaitu timbangan analitik, 2 gelas ukur, sendok, pengaduk, timbangan kasar, air serta bahan-bahan kimia. Berikut langlah-langkah membuat larutan stok :
1. Ambil 2 wadah atau ember berkapasitas 50 L dimana masing-masing untuk Stok A dan Stok B. Kemudian masukkan air hingga 30 L.
2. Untuk Stok A, masukkan berurutan 5 Ca(NO3)2.NH4NO3.10H2O, KNO3 dan Fe-EDTA. Sedangkan untuk Stok B, masukkan KH2PO4, (NH4)2SO4, MgSO4.7H2O, MnSO4.4H2O, CuSO4.5H2O, ZnSO4.7H2O, H3BO3 dan (NH4)6Mo7O24.4H2O. Ketika bahan kimia dimasukkan, sambil dilakukan agitasi (pengadukan) hingga bahan terlarut sempurna.
3. Setelah larut, masukkan lagi air hingga wadah penuh 50 L aduk kembali. Larutan telah siap sebagai Larutan Stok A dan B.
Selain membuat sendiri, pupuk AB Mix sudah dijual dipasaran dalam paket jadi stok A dan stok B. Jadi, tidak perlu meracik sendiri. Hal tersebut perlu dipertimbangkan karena bila kita membuat pupuk dalam kuantitas kecil, akan mengeluarkan biaya lebih besar daripada beli. Selain itu, sekarang beberapa bahan kimia sulit diperoleh secara bebas seperti KNO3.

C. Aplikasi Pemupukan

Masukkan larutan Stok A dan Stok B dengan volume yang sama pada wadah tanam. Sebelumnya, cek pH dan EC air awal untuk memberikan perlakuan berikutnya misal menaikkan atau menurunkan pH air. Kemudian aduk hingga homogen dan cek EC larutan dengan EC meter

Forum Belajar Hidroponik Di Indonesia Secara Maya

Media informasi belajar hidroponik gratis di Indonesia

Tuesday, January 2, 2007

Irigasi Springkel 2

Produk springkel dan emiter biasanya menyertakan katalog atau informasi penunjang produk. Produk springkel disertai info kebutuhan tekanan (PSI atau bar), aliran air (GPM) dan radius jangkauan (feet atau m). Sedangkan produk emiter disertai info kebutuhan tekanan (PSI atau bar) dan aliran air (GPH).
Irigasi springkel mendistribusian air menggunakan 2 metode arah yaitu:
1. Menghadap ke bawah (Inverted mount), yaitu springkler head menghadap kebawah ketika memancar.
2. Menghadap ke atas (Upright mount), yaitu springkler head menghadap keatas ketika memancar.
Inverted mount
Upright mount







Gambar 14. 4 arah distribusi air
14. 3 Perhitungan irigasi
Langkah – langkah sederhana dalam mendesain irigasi springkel yaitu :
1. Mengukur lahan total dan lahan yang akan diinstal irigasi springkel.
2. Mencari lokasi sumber air (jarak ke lahan irigasi, kualitas dan flowrate)
3. Menghitung kebutuhan aliran air (data tanaman, media tanam dan iklim mikro)
4. Menghitung tekanan dan pipa (jenis, ukuran, panjang)
5. Menentukan tipe springkler head (radius dan GPM)
6. Data dan analisa dituangkan kedalam gambar desain (layout)

Pressure loss
Pengurangan atau kehilangan tekanan (pressure loss) adalah peristiwa kehilangan tekanan ketika air melalui beragam komponen pada sistem irigasi. Berikut adalah tabel pengurangan tekanan yaitu :
………….. PSI - water meter
………….. PSI – backflow preventer
………….. PSI – filter, umumnya 2 PSI
………….. PSI – mainline
………….. PSI - valve
………….. PSI – perubahan elevasi, perubahan 1 feet x 0,433 = PSI
………….. PSI – springkle head atau emitter
………….. PSI – pipa lateral (max. = 20% x PSI springkle head atau emiter)
………….. PSI – total pengurangan tekanan
Total pengurangan tekanan harus “lebih kecil atau setara” dengan tekanan desain (pressure design) pada format data desain. Jika total pengurangan tekanan lebih besar maka kita harus menurunkan total pengurangan tekanan pada desain. Berikut beberapa cara menurunkan peristiwa total pengurangan tekanan yaitu :
Menurunkan Initial design flow.
Menurunkan tekanan operasional springkle head
Memperbesar ukuran mainline atau pipa lateral.
Memperbesar ukuran backflow preventer atau valve.
Menginstal booster pompa.

Tabel 14. 1 hubungan ukuran pipa dengan GPM maksimal

Permasalahan yang sering terjadi pada irigasi springkel yaitu seringkali media tanam menjadi becek sebelum mencapai kedalaman 6 inch. Ini dikarenakan rerata "presipitasi" springkel jauh melebihi rereta "infiltrasi" media tanam.

Irigasi Springkel 1

XIV. IRIGASI SPRINGKEL

Springkel membutuhkan 2 hal supaya bisa beroperasi dengan baik yaitu aliran air (flow) dan tekanan air (pressure). Permasalahan yang sering terjadi pada irigasi springkel di lapang adalah tekanan yang tersedia terlalu kecil. Air membutuhkan perbedaan tekanan antara 2 titik untuk dapat mengalir.
14. 1. Bagian – bagian instalasi irigasi springkel
1. Springkler head
Kepala springkel (springkler head) berfungsi mendistribusikan air dengan dipancarkan.
plate
nozzle
stick /
feed tube
regulator
body
acme connection
PVC adapter
quick change
/threaded adapter
diffuser
cap assembly
motor brake
threaded version
acme version









.














Gambar 14. 1 komponen penyusun springkler head
2. Springkle riser
Penghubung springkel (Springkle riser) adalah pipa pendek kombinasi pipa dengan fiting yang berfungsi menghubungkan antara springkle head dengan pipa lateral. Pipa ini biasanya fleksibel sehingga tidak merusak pipa lateral.
3. Lateral Pipe
Pipa lateral (lateral pipe) adalah pipa antara valve hingga springkle head. Pipa lateral merupakan nama lain drip tubing seperti pada irigasi tetes. Ada 2 jenis pipa yang sering digunakan yaitu polyvinyl chloride (PVC) dan polyethylene (PE atau Poly). Pipa PVC menggunakan 2 sistem yaitu sistem class (Cl) dan sistem schedule (SCH). Tipe SCH yang umum dipakai adalah SCH 40 yaitu berwarna putih dan SCH 80 yaitu berwarna abu-abu. Pipa PE memakai sistem SDR. Semakin kecil nilai SDR maka semakin besar kekuatan pipa PE.
14. 2 Jenis – jenis springkle
Berdasarkan metode pendistribusian air, irigasi springkel dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Spray head springkle atau fixed spray head springkle, yaitu kepala springkel (head) berukuran kecil yang menyemburkan (spray) air secara membesar (fan-shape) sesuai acuan (pattern) tidak berputar. Didalamnya terdapat mata sembur (nozzle) dan plate yang mempunyai acuan (misal ½ lingkaran, lingkaran penuh dll) dan radius jangkauan. Jarak antar springkel mencapai 18 feet. Tipe ini membutuhkan tekanan sekitar 20-30 PSI supaya dapat bekerja dengan baik.
2. Rotor springkle, yaitu springkel yang bekerja mengalirkan air dengan berputar secara merata. Springkel rotor juga dinamakan dengan impact springkel, rainbird springkel atau multi-stream rotor springkel. Jarak antar springkel mencapai 18-55 feet. Tipe ini membutuhkan tekanan sekitar 30-40 PSI supaya dapat bekerja dengan baik. Bandingkan dengan emiter yang pada umumnya membutuhkan 20 PSI.










Gambar 14. 2 tipe springkel berdasar distribusi air

Springkel dapat dibedakan berdasarkan bentuk dasar (basic body style) yaitu :
1. Pop-up style springkle, yaitu springkel diinstal didalam media tanam. Springkel akan muncul keatas permukaan media ketika menyemprot dan kembali kedalam tanah ketika off.
MUDAH TERTABRAK KAKI2. Shrub style springkle, yaitu springkel diinstal diatas permukaan media tanam melalui pipa riser.











Gambar 14. 3 tipe springkel berdasar bentuk dasar