5. MEDIA TANAM NON TANAH
Media tanam tidak selamanya harus menggunakan tanah. Dengan kata lain, tanah bukanlah satu-satunya media tanam. Alam telah menyediakan beragam jenis materi yang dapat dijadikan sebagai media tanam. Selain itu, manusia telah berhasil mengkresi media tanam sintesis baru sebagai hasil proses industri. Menurut Supari (1999), media tanam adalah media yang dapat digunakan untuk menumbuhkan tanaman dan tempat berpegangnya akar untuk mengokohkan tanaman. Berdasarkan definisi tersebut, media tanam tidak mutlak harus mengandung unsur hara. Menurut Agoes (1994), bahan yang dapat digunakan sebagai media tanam harus memenuhi persyaratan sbb :
1. Dapat dijadikan tempat berpijak tanaman dan mampu menopang tanaman.
2. Mampu mengikat air dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan.
3. Mempunyai drainase dan aerasi yang baik.
4. Dapat mempertahankan kelembaban disekitar akar tanaman.
Media tanam dapat dikelompokkan menjadi banyak kategori. Beberapa kategori yaitu :
1) sifat organik : organik dan anorganik
2) penyusun : substrat atau agregat dan air atau liquid
3) kandungan hara : mengandung hara dan tidak mengandung hara
4) asal : alami dan sintetis
Masing - masing media tanam memiliki karakteristik khas dengan keunggulan dan kekurangan tertentu. Untuk menghasikan media tanam ideal yang sesuai dengan keinginan kita, maka kita dapat melakukan pengkombinasian beberapa media tanam. Pengkombinasian ragam bahan akan menghasilkan media tanam baru dengan karakteristik baru. Menurut Agoes (1994), campuran beberapa media tanam harus menghasilkan struktur sesuai dengan perakaran tanaman yang akan ditanam.
Media tanam substrat terdiri dari bagian padatan yang dinamakan matrik media tanam dan rongga media tanam yang disebut pori-pori atau ruang pori media tanam. Air dapat masuk ke dalam media tanam melalui ruangan pori media tanam. Kuantitas volume air yang bisa masuk ke dalam media tanam ditentukan dan dibatasi oleh banyaknya ruang pori. Kuantitas ruang pori media tanam dinamakan porositas media tanam (Prasetyo, 2001). Ruang pori dibagi menjadi makropori (ruang pori berukuran besar) dan mikropori (ruang pori berukuran kecil) (Foth, 1994).
Tuesday, October 17, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment