2. DO
Kadar oksigen terlarut (DO) paling banyak ada di lapisan atas air. Akar yang lebih banyak terendam air, kadar oksigen yang tersedia untuk akar tidak memadai, pertumbuhan dan produktivitas tanaman berkurang, bahkan mungkin saja timbul kematian akibat de-oksigenasi. Untuk itu dilahirkan metode NFT yang memakai larutan tipis yang dekat dengan udara bebas.
Oksigen merupakan salah satu masalah yang sering muncul dalam sistem NFT. Kekurangan oksigen jelas berbahaya bagi tanaman karena oksigen di dalam air diperlukan untuk respirasi ( pernapasan ) akar. Kegagalan respirasi akar berakibat pada kegagalan akar menyerap unsur-unsur hara yang tersedia.
Oksigen terlarut memadai bila akar tanaman hidroponik ini berwarna putih dan tebal mirip permadani. Sementara akar yang sakit karena kekurangan oksigen ataupun penyakit berwarna cokelat, tipis dan tidak membentuk tumpukan akar.
3.Kualitas Air
Tanaman yang ditanam dengan sistem NFT sangat tergantung pada air karena air dalam hal ini berperan sebagai media tumbuh. Apabila media tumbuh ini tercemar penyakit, misalnya Pseudomonas maka seluruh tanaman di kebun NFT akan terkena penyakit yang sama dalam waktu singkat. Oleh karena itu, kualitas air yang digunakan harus baik. Para pekebun NFT umumnya menghindarkan pemakaian air langsung dari sumber terbuka seperti sungai, danau, atau waduk karena dikhawatirkan air itu terkontaminasi patogen, residu kimia atau ganggang yang berbahaya bagi tanaman. Kalaupun harus mengandalkan sumber air alam, sebaiknya dibuat sumur sehingga paling tidak air sudah tersaring oleh lapisan tanah. Supaya lebih aman lagi, filterisasi dan berbagai perlakuan untuk meningkatkan kualitas air bisa dilakukan
Saturday, October 13, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment